Cari dii siniie

^^ bLog qu ^^

Niew cuma bLog biiasaa .
yang dii buad oleh anag sekoLah , yg bntar agie branjak deWasa .
bLog niew d buad cuma sekedar iseng-iseng doank .
drpd gg ada kgiatand atw aktivitas laend'a , lbh Baeg ngbUad bLog niew .
maaph klo bLog'a kurang bisa memberikand Anda info ..

Terima Kasiih yang udah mau mampir k bLog niew ..
Terima Kasiih juga klo ada yang mau ngbaca isii dr bLog niew .

Me Nd' BesT FreNd

Me Nd' BesT FreNd

Minggu, 09 Agustus 2009

Noordin M Top Tertembak Sabtu, 08 Agustus 2009 Polisi Kerahkan 150 Densus dan 20 Sniper

Noordin M Top Tertembak

Sabtu, 08 Agustus 2009
Polisi Kerahkan 150 Densus dan 20 Sniper


Hingga tadi malam pukul 23.00, penggerebekan rumah di Beji, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah masih berlangsung. Sumber JPNN di kepolisian mengatakan 90 persen, Noordin M Top ada di rumah milik Mohzahri itu. ”Dia tertembak, kena, tapi tewas atau tidak belum bisa dipastikan. Ini belum bisa masuk.Kita perkirakan dua orang kena (tembak),’’ ujarnya saat dihubungi via ponsel pukul 23.00, tadi malam.


Densus 88 Mabes Polri mengerahkan 150 orang untuk melakukan operasi puncak yang dihelat mendadak dan rahasia itu. ”Perintahnya baru turun jam 5 sore dari Jakarta,” kata perwira yang bersenjata laras panjang M-4 dan senjata api genggam tipe Glock itu. Menurut dia, sampai tadi malam diduga masih ada empat orang yang bertahan di dalam rumah. ”Mereka menembak dengan peluru satu satu, tampaknya amunisinya terbatas. Kita juga yakin ada peledak di dalam rumah,” ujarnya.


Korps burung hantu memperkirakan amunisi gerombolan teroris itu bakal habis dalam satu jam lagi. ”Sebelum Subuh pasti selesai,” janjinya. Densus 88 tak bisa langsung masuk karena khawatir akan ada bom bunuh diri yang digunakan untuk melukai polisi yang menggerebeg. ”Kalau lihat lokasinya tak mungkin lolos lagi,” ujarnya.


Perwira itu mengaku tak bisa menjelaskan detail operasi. ”Kalau positif Noordin, tewas atau hidup setelah selesai nanti langsung ke Jakarta. Tidak ada transit, terlalu beresiko,” katanya. Secara terpisah, Kadivhumas Mabes Polri Irjen Nanan Soekarna belum bisa memastikan apakah Noordin M Top, gembong teroris paling dicari sudah tertangkap atau tewas tertembak. ”Besok pagi (hari ini, red) akan disampaikan Kapolri,” ujar Nanan saat dihubungi JPNN pukul 22.50 tadi malam.


Dia membenarkan ada kontak tembak di Beji, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. ”Berapa korban dan siapa saja, belum bisa disampaikan malam ini. Saya juga menunggu perkembangan dari lapangan,” ujar mantan Kapolda Sumatera Utara itu.
Polri memperkirakan ada 3-4 orang yang berada di dalam rumah kontrakan di Temanggung yang sedang dikepung. ”Kami belum tahu siapa saja di dalam rumah itu, namun diperkirakan 3-4 orang berada di rumah itu,” ujar Nanan.


Nanan belum dapat memastikan apakah Noordin Top memang berada di dalam rumah. ”Mudah-mudahan memang demikian (Noordin berada di dalam rumah, red). Sebab, dia adalah salah satu sasaran tim di lapangan,” ujar Nanan.
Pengepungan dan baku tembak, kata Nanan, sudah terjadi sejak sore. Rumah yang dikepung oleh polisi hanya satu rumah. Namun, Nanan juga tidak bisa memastikan apakah pengepungan tersebut telah menyebabkan jatuhnya korban.


Upaya all out terus dilakukan tim Densus 88 Mabes Polri dalam mengejar gembong teroris nomor satu Noordin M Top. Selama pengepungan, terjadi baku tembak antara polisi dan penghuni rumah. Bahkan, baku tembak itu terjadi hingga berita ini diturunkan sekitar pukul 22.30. Rumah yang dikepung itu letaknya cukup terpencil dari tetangga-tetangga sekitar, di tengah persawahan. Pemiliknya adalah Muh. Zahri,60, yang ternyata ayah dari Tatak (salah satu teroris jaringan Noordin dan Dr Azhari) yang ditangkap di Wonosobo sekitar Maret 2006.


Berapa orang yang berada di dalam rumah itu. Informasi di tempat kejadian menyebut ada beberapa versi. Versi pertama, ada empat orang. Mereka adalah Zahri, isterinya, Endang,54, cucunya yang masih anak-anak, dan seorang pria yang ini diduga sebagai Noordin. Versi lain menyebut lima orang. Satunya lagi seorang perempuan yang disebut-sebut isteri Tatak. Sejauh ini, berita seputar jumlah penghuni rumah masih simpang siur. Karena hingga tadi malam sekitar pukul 23.00, polisi masih sebatas mengepung. Belum menyerbu masuk.


”Yang mengepung rumah itu sekitar 200 personel dengan 20 sniper ditempatkan di sekitar rumah,” kata sumber JPNN yang ikut dalam pengepungan itu. Mengapa tidak menyerbu masuk? ”Kami belum yakin berapa jumlah orang yang berada di dalam, dan apa saja persenjataan yang ada di dalam. Selain itu kami yakin di dalam rumah itu ada bom. Sehingga kalau kami terburu-buru masuk, takut meledak, sehingga kami tak dapat apa-apa,” tuturnya. Apalagi, jika memang di dalam rumah itu ada Noordin, menurut informasi dari sejumlah anggota JI (Jamaah Islamiyah) lama yang mengenal Noordin, gembong teroris itu selalu membawa rompi bom. ”Kalau memang Noordin, nyaris mustahil dia mau ditangkap hidup-hidup. Mungkin dia akan meledakkan dirinya sendiri jika terdesak,” tambahnya.


Pengepungan yang dilakukan kemarin memang cukup panjang. Ini setelah polisi tak berani gegabah masuk melakukan penyerbuan. “Kami masih belum cukup data untuk melakukan penyerbuan ke dalam rumah. Kami masih membuat perimeter pengamanan saja,” tambahnya. Yang dimaksud belum cukup data, petugas belum mengetahui berapa jumlah teroris yang berada di dalam rumah, apa saja persenjataannya, dan berapa jumlah bom yang ada di dalam rumah. Sumber tersebut yakin betul ada bom di dalam rumah. “Cuma ada berapa, dan apa saja jenisnya, itu yang kami belum yakin,” tambahnya.


Hanya, dari penuturan sejumlah anggota JI lama dan sejumlah sumber di kepolisian, dipastikan para teroris yang terkepung tersebut bersenjata dan mempunyai bom. “Minimal senpi jenis pistol. Bisa juga ada senapan semi otomatis, tapi itu belum bisa dipastikan,” tandasnya. Selain itu, sumber di kepolisian juga mengatakan bahwa Noordin pun juga biasanya memakai rompi bom bunuh diri kemana-mana. “Kalau terburu-buru, bisa-bisa kami hanya mendapatkan jenazah dan rumah yang hancur karena ledakan,” tandasnya. Diharapkan dengan pengepungan seperti ini, akan melemahkan semangat para teroris yang ada di dalam, sekaligus menghabiskan bekal para teroris yang ada di dalam.


Sementara itu Muh Zahri pemilik rumah tersebut sudah diamankan aparat sejak pukul 17.00. Pria yang berprofesi sebagai guru itu, diduga menyembunyikan beberapa orang yang diduga menjadi target operasi kepolisian.
Pantauan sementara ada dua orang yang tertembak di kebon jagung yang berjarak 30 meter dari rumah tersebut. Belum jelas identitas keduanya, karena usai dilumpuhkan kakinya, mereka langsung diangkut Tim Densus 88. Namun, dipastikan kedua laki-laki tersebut bukan warga setempat. ”Saya tidak kenal mereka,” jelas Sujati warga setempat.
Berawal dari Aris dan Hendra
Sebelumnya Tim Densus 88 menangkap dua warga Temanggung yang diduga terlibat jaringan teroris di kawasan pasar Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, kemarin. keduanya diketahui merupakan kakak beradik bernama Aris,32, dan Hendra,38, yang berprofesi sebagai montir sepeda ontel di kawasan tersebut. Menurut keterangan yang berhasil dihimpun JPNN, penangkapan terjadi sekitar pukul 16.00. Dalam penangkapan itu, baik Aris maupun Hendra sempat melakukan perlawanan sebelum akhirnya dibawa paksa oleh Tim Densus 88.


Sulton,32, sahabat Aris mengatakan, jika keduanya dikenal sebagai preman pasar tersebut. Namun sepulang merantau dari Sumatera, keduanya tiba-tiba berubah menjadi alim. ”Panjang celananya menjadi cingkrang (diatas mata kaki), bergamis dan berjenggot,” katanya. Bahkan, Hendra beristrikan perempuan bercadar yang identitasnya masih samar. ”Orangnya tertutup, jadi tidak kenal siapa namanya,” lanjutnya.


Tak berselang lama usai penangkapan kedua warga tersebut. Tim gabungan dari Densus 88 Polisi mengrebek sebuah rumah milik Tatak, (salah satu jaringan teroris, sudah ditangkap 3 tahun lalu) RW 7 RT 01 Dusun Beji, Desa Kedu Kecamatan Kedu. Bahkan, hingga malam hari ratusan aparat kepolisian secara marathon berdatangan ke lokasi tersebut. Dua mobil gegana polda jawa tengah juga datang ke sana.


Diduga di dalam rumah tersebut dihuni buronan nomor satu Nordin M Top. Serbuan peluru dari polisi hingga pukul 10.00 malam masih terus berlangsung. Warga setempat juga banyak yang menyaksikan penggrebekan ini. Oleh warga sekitar, rumah itu diketahui milik Muh Zahri, 60, tinggal bersama istrinya Endang, 54. Rumah tersebut memang jaraknya jauh dari rumah warga yang lain. Tepatnya, di bawah gunung kecil Siklebeng.


Sejati, warga setempat mengatakan jika terjadi aksi penembakan sejak pukul 16.30 sore. Kemudian pada pukul 18.30 hingga 21.00 puluhan tembakan dari polisi ke arah rumah tersebut kembali terdengar. Namun tidak ada tembakan balasan dari dalam rumah tersebut. Marsino, 34, warga setempat, mengaku beberapa hari yang lalu melihat beberapa orang asing yang diduga aparat kepolisian yang menyamar. Beberapa diantaranya mennyamar sebagai pencari rumput. Diduga, mereka sedang mencari tahu aktifitas di dalam rumah tersebut. (jpnn)

0 komentar: